Wanita Jalang
Kasihan wanita jalang… Ketika sang surya tertidur lelap dibalik pekatnya gelap awan, ia masih terjaga dalam gemerlap lampu malam. Ia tak sungkan mengangkang di pangkuan para pelanggan yang akan membinarkan matanya dengan uang.
Kasihan wanita jalang… Apa kau tahu setelah itu? Dia senang atau air matanya berlinang? Mungkin dia memang jalang. Mungkin…. Apa kau yakin ia jalang? Tak terfikir kadang : Ia adalah gadis malang yang mungkin hari ini belum makan...
Amarah bumi
Angin yang beriring dengan duka baru saja lewati pelupuk mata. Tamparan alam masih terasa di hati , dan aku dibayangi rasa ngeri. Sayup-sayup dipagi hari ku lihat ibu pertiwi meringis., tak menyentuh kesadaran manusia. Atau perlu dibinasakan saja agar kita sadar kita hanya menumpang? Kaki-kaki manusia bersama debu menjadi satu, raga-raga berselimut duka mengurai airmata. Berhati-hatilah saudara… Kita hanya menumpang!
Rintihan pendosa
Tuhan, bolehkan ku petik kembang nan indah di taman sorga?Biar ku hiaskan tubuh penuh dosa agar tampak indah di matamu. Dawaian lagu gereja masih terdengar, lantunan syair firmanmu masih mengiang-ngiang di belakang telinga.Tapi aku tetap gentar manakala Kau memanggilku, aku masih menghadapMu dengan tubuh bernodakan cela ini. Tuhan bolehkah ku menapakkan ampun di beranda sorga? Biar habis waktuku, aku tak tersesat menuju rumahMu…
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar